LESSON STUDY
Seperti yang kita ketahui, praktik kegiatan pembelajaran di Indonesia pada umumnya dilakukan secara konvensional yang menekankan pada bagaimana guru mengajar (teacher-centered) daripada bagaimana siswa belajar (student-centered), dan secara keseluruhan tidak banyak memberikan manfaat bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa. Untuk mengubah praktik pembelajaran dari pembelajaran teacher-centered ke pembelajaran student-centered digunakanlah Lesson Study sebagai salah satu cara alternatif guna mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran menjadi jauh lebih efektif.
Apakah Lesson Study itu?
Lesson Study berasal dari bahasa Jepang, “jugyokenkyu”, yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu jugyo yang berarti lesson atau pembelajaran, dan kenkyu yang berarti study atau penelitian atau pengkajian. Dengan demikian, Lesson Study merupakan penelitian atau pengkajian terhadap pembelajaran. Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning (pembelajaran timbal balik) dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran untuk membangun komunitas belajar.
Lesson Study merupakan kegiatan terus-menerus yang tiada henti dan merupakan upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip Total Quality Management, yaitu memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus, berdasarkan data. Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat menunjang terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial. Melalui kegiatan Lesson Study guru-guru mengkaji pembelajaran melalui perencanaan dan observasi (pengamatan) bersama yang bertujuan untuk memotivasi siswa agar aktif belajar secara mandiri. Selain itu, setiap anggota komunitas yang terlibat akan mungkin mampu melakukan self-development sehingga memiliki kemandirian untuk berkembang bersama-sama dengan anggota komunitas balajar lainnya.
Sejarah Singkat
Lesson Study merupakan salah suatu cara peningkatan kualitas pembelajaran yang berasal dari negeri sakura, Jepang. Lesson Study berkembang pada awal tahun 1990-an yang dikembangkan oleh para guru pendidikan dasar di Jepang. Makoto Yoshida, orang yang dianggap berjasa besar dalam mengembangkan Lesson Study di Jepang. Keberhasilan Jepang dalam mengembangkan Lesson Study diikuti oleh beberapa negara lain, termasuk Amerika Serikat yang dikembangkan dan dipopulerkan oleh Catherine Lewis yang telah melakukan penelitian tentang Lesson Study sejak tahun 1993 di Jepang. Sementara itu, di Indonesia saat ini mulai ramai disosialisasikan Lesson Study untuk dijadikan sebagai sebuah model pembelajaran dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran siswa. Di beberapa sekolah sudah mulai diterapkan.
Tipe-Tipe Lesson Study
Slamet Mulyana (2007) menjabarkan dua tipe penyelenggaraan Lesson Study, yaitu Lesson Study berbasis sekolah dan Lesson Study berbasis MGMP. Lesson Study berbasis sekolah dilaksanakan oleh semua guru dari berbagai bidang studi bersama kepala sekolah yang bersangkutan dengan tujuan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran dari semua mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan dapat ditingkatkan. Sedangkan Lesson Study berbasis MGMP merupakan pengkajian proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok guru mata pelajaran tertentu dengan pendalaman kajian tentang proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu tersebut yang dapat dilaksanakan pada tingkat wilayah, kabupaten atau mungkin lebih luas lagi.
Ciri-Ciri Esensial Lesson Study
Catherine Lewis mengemukakan ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yang diperolehnya berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa sekolah di Jepang, yaitu:
1. Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson Study didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin dicapai dalam jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa, pengembangan pembelajaran yang menyenangkan, dan sebagainya.
2. Materi pelajaran yang penting. Lesson Study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
3. Studi mengenai siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
4. Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup hanya dengan melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari tayangan video, namun juga harus mengamati secara langsung proses pembelajaran. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman digunakan hanya sebatas pelengkap, bukan sebagai pengganti.
Lesson Study
sumber: http://www.youtube.com/watch?v=g48DAG4hJd4
0 komentar:
Posting Komentar